TUGAS
SOFTSKILL 1
NAMA
: VENY RINDI. K
KELAS
: 4EA21
NPM : 19213107
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
DOSEN
: CICILIA ERLY ISTIA, SE, MMSi
A.
Hakekat
Mata Kuliah Etika Bisnis
Menurut Drs. O.P.
Simorangkir bahwa hakikat etika bisnis adalah menganalisis atas asumsi-asumsi
bisnis, baik asumsi moral maupun pandangan dari sudut moral. Karena bisnis
beroperasi dalam rangka suatu sistem ekonomi, maka sebagian dari tugas etika
bisnis hakikatnya mengemukakan pertanyaan-pertanyaan tentang sistem ekonomi
yang umum dan khusus, dan pada gilirannya menimbulkan pertanyaan-pertanyaan
tentang tepat atau tidaknya pemakaian bahasa moral untuk menilai sistem-sistem
ekonomi, struktur bisnis.
Pengertian tersebut
relatif sama dengan moralitas. Moralitas berasal dari bahasa latin “Mos” yang
dalam bentuk jamaknya “Mores” berarti adat istiadat atau kebiasaan. Jadi
pengertian secara umum etika dan moralitas sama-sma berarti merupakan sistem
nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah
di-institusionalisasikan dalam sebuah adsat kebiasaan yang kemudian terwujud
dalam pola perilaku yang konsisten dan berulang-ulang dalam kurun waktu yang
lama sebagaimana layaknya sebuah kebiasaan.
Di samping itu, etika
juga dipahami dalam pengertian yang sekaligus berbeda dengan moralitas. Dalam
pengertian ini “ etika” mempunyai pengertian yang jauh lebih luas dari
moralitas dan etika dalam pengertian pertama di atas.
Etika dalam pengertian
kedua ini sebagai filsafat moral, atau ilmu yang membahas nilai dan norma yang
diberikan oleh moralitas etika dalam pengertian pertama. Dengan demikian, etika
dalam pengertian yang pertama berisikan nilai dan norma-norma konkret yang
menjadi pediman dan pegangan hidup manusia damalm kehidupannya. Hal ini
berkaitan dengan perintah dan larangan langsung yang nyata. Dan etika dalam
pengertian yang kedua adalah lebih normayif dan oleh karebna itu mengikat
pribadi setiap manusia.
Di samping sebagaimana
uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa etika bisnis adalah merupakan studi
yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan yang salah studi ini
berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,
institusi, dan perilaku bisnis (Velasquwz,2005).
Menurut buku yang berjudul “Hukum dan
Etika Bisnis” karangan Dr. H. Budi Untung, S.H., M.M, etika dapat
diklasifikasikan menjadi :
1.
Etika Deskriptif
Etika deskriptif yaitu
etika di mana objek yang dinilai adalah sikap dan perilaku manusia dalam
mengejar tujuan hidupnya sebagaimana adanya. Nilai dan pola perilaku manusia
sebagaimana adanya ini tercemin pada situasi dan kondisi yang telah membudaya
di masyarakat secara turun-temurun.
2.
Etika Normatif
Etika normatif yaitu
sikap dan perilaku manusia atau massyarakat sesuai dengan norma dan moralitas
yang ideal. Etika ini secara umum dinilai memenuhi tuntutan dan perkembangan
dinamika serta kondisi masyarakat. Adanya tuntutan yang menjadi avuan bagi
masyarakat umum atau semua pihak dalam menjalankan kehidupannya.
3.
Etika Deontologi
Etika deontologi yaitu
etika yang dilaksanakan dengan dorongan oleh kewajiban untuk berbuat baik
terhadap orang atau pihak lain dari pelaku kehidupan. Bukan hanya dilihat dari
akibat dan tujuan yang ditimbulakan oleh sesuatu kegiatan atau aktivitas,
tetapi dari sesuatu aktivitas yang dilaksanakan karena ingin berbuat kebaikan
terhadap masyarakat atau pihak lain.
4.
Etika Teleologi
Etika Teleologi adalah
etika yang diukur dari apa tujuan yang dicapai oleh para pelaku kegiatan.
Aktivitas akan dinilai baik jika bertujuan baik. Artinya sesuatu yang dicapai
adalah sesuatu yang baik dan mempunyai akibat yang baik. Baik ditinjau dari
kepentingan pihak yang terkait, maupun dilihat dari kepentingan semua pihak.
Dalam etika ini dikelompollan menjadi dua macam yaitu :
5.
Egoisme
Egoisme yaitu etika
yang baik menurut pelaku saja, sedangkan bagi yang lain mungkin tidak baik.
6.
Utilitarianisme
Utilitarianisme adalah
etika yang baik bagi semua pihak, artinya semua pihak baik yang terkait
langsung maupun tidak langsung akan menerima pengaruh yang baik.
7.
Etika Relatifisme
Etika relatifisme
adalah etika yang dipergunakan di mana mengandung perbedaan kepentingan antara
kelompok pasrial dan kelompok universal atau global. Etika ini hanya berlaku
bagi kelompok passrial, misalnya etika yang sesuai dengan adat istiadat lokal,
regional dan konvensi, sifat dan lain-lain. Dengan demikian tidak berlaku bagi
semua pihak atau masyarakat yang bersifat global.
v Konsepsi
Etika
Konsep-konsep dasar etika antara lain
adalah (Bertens, 2002): (i) ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia
serta azas-azas akhlak (moral) serta kesusilaan hati seseorang untuk berbuat
baik dan juga untuk menentukan kebenaran atau kesalahan dan tingkah Laku
seseorang terhadap orang lain.
B.
Definisi
Etika Dan Bisnis
·
Definisi
Etika
Etika dalam bahasa Yunani kuno: “ethikos“,
berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana
cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi
mengenai standar dan penilaian moral.
Menurut
Rosita Noer “Etika adalah ajaran
(normatif) dan pengetahuan (positif) tentang yang baik dan yang buruk, menjadi
tuntutan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik.Etika mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, burul dan tanggung jawab”
Etika dimulai bila manusia merefleksikan
unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi
itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang
berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk
mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal
menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis,
metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi.Karena itulah etika merupakan
suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia.
Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku
manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari
sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
·
Definisi
Bisnis
Menurut
Brown dan Petrello, Business is an institution which produces goods and
services demanded by people. Artinya bisnis ialah suatu lembaga menghasilkan
barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat
meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba.
Dalam ilmu ekonomi, Bisnis adalah suatu
organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya,
untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris
business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu,
komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan
yang mendatangkan keuntungan. Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana
seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan
keuntungan. Kata “bisnis” sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya
— penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu
kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau
keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar
tertentu, misalnya “bisnis pertelevisian.” Penggunaan yang paling luas merujuk
pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa.
Meskipun demikian, definisi “bisnis” yang tepat masih menjadi bahan perdebatan
hingga saat ini.
C.
Etika
Moral, Hukum Dan Agama
·
Etika
dan Moral
Meskipun secara
etimologi arti kata etika dan moral mempunyai pengertian yang sama, tetapi
tidak persis dengan moralitas. Etika semacam penelaah terhadap aktivitas
kehidupan manusia sehari-hari, sedangkan moralitas merupakan subjek yang
menjadi penilai benar atau tidak. beberapa perbedaan etikadan moral adalah:
1. moral
mengajarkan apa yang benar sedangkan etika melakukan yang kebenaran
2. moral
mengajarkan bagaimana seharusnya hidup sedangkan etika berbuat atau bertindak
sesuai dengan apa yang telah diajarkan dalam pendidikan moral.
3. moral
menyediakan “rel” kehidupan sedangkan etika berjalan dalam “rel”kehidupan.
4. moral
itu rambu-rambu kehidupan sedangkan etika mentaati rambu-rambu kehidupan
5. moral
itu memberikan arah hidup yang harus ditepumpuh sedangkan etika berjalan sesuai
arah yang telah ditetapkan (menuju arah )
6. moral
itu seperti kompas dalam kehidupan sedangkan etika memperhatikan dan mengikuti
arah kompas dalam menjalani kehidupan .
7. moral
ibarat peta kehidupan sedangkan etika mengikuti peta kehidupan
8. moral itu pedoman kehidupan sedangkan etika
mengiuti pedoman
9. moral
tidak bisa dimanipulasisedangkan etika bisa dimanipulasi
10. moral
itu aturan yang wajib ditaati oleh setiap orang sedangkan etika sering
berorientasi pada sikon ,motif ,tujuan,kepentingan ,dsb.
Tanpa pedoman moral
manusia tidak mempunyai dasar bagaimana berperilaku dalam dunia yang multi
arah. manusia tidak akan mampu mengambil keputusan etis yang baik,tepat, dan
benar. pada dasarnya hidup manusia akan cendeerung salah arah tanpa acuan
moral.
·
Etika
dan Hukum
Ada beberapa persamaan antara etika dan
hukum, yaitu bahwa keduanya :
1. Berfungsi
sebagai sarana atau alat untuk mengatur tata tertib dalam masyarakat.
2. Mempelajari
dan menjadikan tingkah laku manusia sebagai obyeknya.
3. Memberikan
batas ruang gerak hak wewenang seseorang dalam pergaulan hidup supaya tak
saling merugikan.
4. Sumbernya
dari pemikiran dan pengalaman.
5. Menggugah
kesadarab manusiawi.
Sedangkan perbedaan etika dan hukum
adalah :
1. Etika
keberadaannya tidak tertulis sedangkan hukum dalam bentuk tertulis atau
terbukukan sebagai hukum negara.
2. Etika
bersifat subyektif dan fleksibel, sedangkan hukum bersifat obyektif dan tegas.
3. Etika
tidak memerlukan bukti fisik dalam menjatuhkan vonis, sebaliknya hukum
memerlukan bukti fisik dalam menjatuhkan vonis.
4. Etika
bersifat memberikan tuntunan, sedangkan hukum bersifat menuntut.
5. Etika
tidak memerlukan alat untuk menjamin pelaksanaannya, hukum memerlukan alat
penegak hukum untuk pelaksanaannya.
·
Etika
dan Agama
Berikut ini perbedaan dan persamaan
antara etika dan agama :
Persamaan etika dan agama adalah :
1. Pada
sasarannya, yaitu meletakkan dasar ajaran moral agar manusia dapat membedakan
mana perbuatan atau tindakan yang baik dan mana yang tercela.
2. Pada
sifatnya, yaitu antara etika dan agama sama-sama memberikan peringatan dan
tidak memaksa.
Perbedaan etika dan agama adalah :
1. Etika
adalah kepercayaan yang tidak mengandung pengapdian, sedangkan agama adalah
kepercayaan yang mengandung pengabdian kepada Tuhan.
2. Etika
mempersoalkan kehidupan moral manusia di dunia, sedangkan agama mengajarkan
adanya dua macam kehidupan yaitu dunia dan akhirat.
3. Etika
bersumber dari hasil pemikiran dan pengalaman manusia sedangkan agama bersumber
dari Tuhan.
4. Tidak
semua ajaran etika diterima agama, sedangkan ajaran agama dapat memperkuat atau
melengkapi ajaran etika.
D.
Klasifikasi
Etika
Dikutip dari buku Hukum
dan Etika Bisnis 2012 Dr. H. Budi Untung, S.H., M.M menyatakan bahwa secara
umum etika dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Etika Deskriptif
Yaitu
etika dimana objek yang dinilai adalah sikap dan perilaku manusia dalam
mengejar tujuan hidupnya sebagaimana adanya. nilai dan pola perilaku manusia
sebagaimana adanya ini tercermin pada situasi dan kondisi yang telah membudaya
di masyarakat secara turun menurun.
b.Etika
Normatif
Yaitu
sikap dan perilaku manusia atau masyarakat sesuai dengan norma dan moralitas
yang ideal. Etika ini secara umum dinilai memenuhi tuntutan dan perkembangan
dinamika serta kondisi masyarakatu. Ada tuntutan yang menjadi acuan bagi umum
atau semua pihak dalam menjalankan perikehidupannya.
c.
Etika Deontologi
Yaitu
Etika yang dilaksanakan dengan didorong oleh kewajiban untuk berbuat baik
terhadap orang atau pihak lain dari pelaku kehidupan. Bukan dilihat dari akibat
dan tujuan yang ditimbulkan oleh sesuatu kegiatan atau aktivitas. Sesuatu
aktivitas dilaksanakan karena ingin berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau
pihak lain secara sepihak.
d.
Etika Teologi
Yaitu
yang diukur dari apa yang dicapai oleh pelaku kegiatan. Aktivitas akan dinilai
baik jika bertujuan baik. Artinya sesuatu yang akan dicapai adalah sesuatu yang
baik dan mempunyai akibat yang baik. Baik ditinjau dari kepentingan pihak yang
terkait, maupun dilihat dari kepentingan semua pihak. Dalam etika ini dikelompokkan
dua maxam yaitu egoisme, yaitu etika yang baik menurut pelaku saja, sedangkan
bagi yang lain mungkin tidak baik. sedangkan tika yang lain adalah
utilitarianisme, yaitu etika yang baik bagi semua pihak. Artinya semua pihak
yang terkait langsung maupun tidak langsung akan menerima pengaruh yang baik.
e.
Etika Relatifisme
Yaitu
etika yang dipergunakan dimana mengandung perbedaan kepentingan antara kelompok
parsial dan kelompok universal atau global. Etika ini hanya berlaku bagi
kelompok parsial, misalnya etika yang sesuai dengan adat istiadat lokal,
regional dan konvensi, dan lain-lain. Dengan demikian tidak berlaku bagis semua
pihak atau masyarakat yang bersifat global.
E.
Konsepsi
Etika
Konsep-konsep dasar etika antara
lain adalah (Bertens, 2002): (i) ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku
manusia serta azas-azas akhlak (moral) serta kesusilaan hati seseorang untuk
berbuat baik dan juga untuk menentukan kebenaran atau kesalahan dan tingkah
Laku seseorang terhadap orang lain.
Teori-teori
etika:
1.
Utilitarianisme
Utilitarianisme
menyatakan bahwa suatu tindakan diangap baik bila tindakan ini meningkatkan
derajat manusia. Penekanan dalam utilitarianisme bukan pada memaksimalkan
derajat pribadi, tetapi memaksimalkan derajat masyarakat secara keseluruhan.
Dalam implementasinya sangat tergantung pada pengetahuan kita akan hal mana
yang dapat memberikan kebaikan terbesar. Seringkali, kita tidak mungkin
benar-benar mengetahui konsekuensi tindakan kita sehingga ada resiko bahwa
perkiraan terbaik bisa saja salah.
2.
Analisis Biaya-Keuntungan (Cost-Benefit Analysis)
Pada
dasarnya, tipe analisis ini hanyalah satu penerapan utilitarianisme. Dalam
analisis biaya-keuntungan, biaya suatu proyek dinilai, demikian juga
keuntungannya. Hanya proyek-proyek yang perbandingan keuntungan terhadap
biayanya paling tinggi saja yang akan diwujudkan. Bila dilihat dari teorinya,
sangatlah mudah untuk menghitung biaya dan keuntungan, namun dalam penerapannya
bukan hanya hal-hal yang bersifat materi saja yang perlu diperhitungkan
melainkan hal-hal lahir juga perlu diperhatikan dalam mengambil keputusan.
3.
Etika Kewajiban dan Etika Hak
Etika
kewajiban (duty ethics) menyatakan bahwa ada tugas-tugas yang harus dilakukan
tanpa mempedulikan apakah tindakan ini adalah tindakan terbaik. Sedangkan,
etika hak (right-ethics) menekankan bahwa kita semua mempunyai hak moral, dan
semua tindakan yang melanggar hak ini tidak dapat diterima secara etika.
Etika
kewajiban dan etika hak sebenarnya hanyalah dua sisi yang berbeda dari satu
mata uang yang sama. Kedua teori ini mencapai akhir yang sama; individu harus
dihormati, dan tindakan dianggap etis bila tindakan itu mempertahankan rasa
hormat kita kepada orang lain. Kelemahan dari teori ini adalah terlalu bersifat
individu, hak dan kewajiban bersifat individu. Dalam penerapannya sering
terjadi bentrok antara hak seseorang dengan orang lain.
4.
Etika Moralitas
Pada
dasarnya, etika moralitas berwacana untuk menentukan kita sebaiknya menjadi
orang seperti apa. Dalam etika moralitas, suatu tindakan dianggap benar jika
tindakan itu mendukung perilaku karakter yang baik (bermoral) dan dianggap
salah jika tindakan itu mendukung perilaku karakter yang buruk (tidak
bermoral). Etika moral lebih bersifat pribadi, namum moral pribadi akan
berkaitan erat dengan moral bisnis. Jika perilaku seseorang dalam kehidupan
pribadinya bermoral, maka perilakunya dalam kehidupan bisnis juga akan
bermoral.
DAFTAR
PUSTAKA
Arijanto, Agus., Etika Bisnis bagi
Pelaku Bisnis, Edisi ketiga, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011.
Aswin, S, 1981, Etika Dalam
Penelitian, dalam : Dasar-Dasar Metodologi Riset Ilmu Kedokteran, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Konsorsium Ilmu Kedokteran, Jakarta.