Kamis, 05 Mei 2016

LAPORAN ILMIAH

BAHASA INDONESIA 2
LAPORAN ILMIAH )






NAMA     : VENY RINDI. K
KELAS    : 3EA21
NPM         : 19213107






UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
DOSEN : RAFIQA. M


A.     Laporan Ilmiah
Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.
Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993).
Dan menurut Nafron Hasjim & Amran Tasai (1992) Karangan ilmiah adalah tulisan yang mengandung kebenaran secara obyektif karena didukung oleh data yang benar dan disajikan dengan penalaran serta analisis yang berdasarkan metode ilmiah.
Laporan ilmiah adalah bentuk tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan data setelah penulis melakukan percobaan, peninjauan, pengamatan, atau membaca artikel ilmiah.

Dasar membuat laporan ilmiah
  1. Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu kegiatan ilmiah.
  2. Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
  3. Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
  4. Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
  5. Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.
  6. Laporan ilmiah, umumnya, mempunyai garis besar isi (outline) yang berbeda-beda, bergantung dari bidang yang dikaji dan pembaca laporan tersebut. Namun, umumnya, isi laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.

B.     Unsur-unsur Kerangka Laporan
Setiap makalah yang merupakan hasil penelitian ilmiah mempunyai suatu kerangka yang khas. Kerangka makalah terdiri atas unsur-unsur yang sesuai dengan langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian mulai dari penjelasan masalah hingga kesimpulan, agar pembaca dapat mengikuti jalannya penelitian tahap demi tahap. Unsur-unsur dalam kerangka makalah ilmiah yang lazim adalah:
1.      Judul makalah, tidak lain adalah judul penelitian itu sendiri. Ide atau fikiran utama harus tercermin dalam judul makalah.
2.      Nama penulis (author) dan penulis penyerta (co-author).
3.      Nama tempat penelitian/tempat penulis bekerja.
4.      Ringkasan (summary) atau abstrak, berisi singkatan atau pokok-pokok informasi suatu makalah ilmiah dan terutama menonjolkan penemuan yang utama dan kesimpulan.
5.      Pendahuluan (introduction), memuat permasalahan dan latar belakang penelitian yang berupa tinjauan pustaka, tujuan penelitian dan atau hipotesis (bila ada) harus ditulis secara cermat. Pendahuluan merupakan jantungnya makalah ilmiah, karena didalamnya memuat seluruh ide pemikiran.
6.      Bahan (material) dan cara(methods), berisi uraian tentang bahan yang dipakai dalam penelitian dan cara yang digunakan.
7.      Hasil (result) dan pembahasan (discussion). Patokan yang harus ditaati adalah data yang disajikan hendaknya tidak menyimpang dari judul makalah, masalah yang dihadapi dan tujuan penelitiannya.
8.      Kesimpulan (conclutions), dibuat dengan argumentasi logis dan benar, serta berhubungan dengan permasalahan.
9.      Ucapakan terima kasih (unknowledgements), pernyataan terimakasih kepada orang atau badan yang telah membantu hingga penelitian tersebut dapat terlaksana.
10.  Daftar rujukan (pustaka), tulisan pustaka-pustaka yang diacu dalam membuat laporan ilmiah tersebut berdasarkan urutan abjat penulisnya.

C.     Manfaat Penyusunan Laporan
Manfaat penyusunan laporan ilmiah adalah berikut:
1.      Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif
2.      Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber
3.      Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan
4.      Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis
5.      Memperoleh kepuasan intelektual
6.      Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan
7.      Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya.

D.     Praktik Menyusun Laporan Ilmiah
Daftar pustaka atau bibliografi yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya mempunyai pertalian dengan sebuah tulisan atau sebagian dari tulisan yang sedang dibuat. Melalui daftar pustaka, pembaca dapat mengetahui keseluruhan sumber yang digunakan dalam tulisan yang dibacanya sehingga dapat merujuk pada sumber asli Unsur-unsur yang ditulis dalam daftar pustaka secara berturut-turut meliputi: nama penulis, tahun penerbitan, judul tulisan, kota tempat penerbitan, dan nama penerbit.
Penulisan daftar pustaka, secara umum adalah sebagai berikut:
1.      Daftar Pustaka disusun secara alfabet (A,B,C,.....) berturut-turut dari atas ke bawah tanpa menggunakan angka arab, tanda hubung, dan semacamnya.
2.      Cara penulisan sebuah sumber pustaka berturut-turut adalah sebagai berikut.
a.       Penulisan nama pengarang Nama pengarang bagian belakang (nama akhir atau nama keluarga) ditulis lebih dahulu, diikuti tanda koma baru nama bagian depan kemudian diikuti titik. Jika buku disusun oleh sebuah komisi atau lembaga, dipakai menggantikan nama pengarang. Jika tidak ada nama pengarang, urutannya harus dimulai dengan judul buku.
b.      Menuliskan tahun terbit buku, diikuti tanda titik
c.       Menuliskan judul buku, diberi garis bawah atau ditulis dengan huruf miring, diikuti tanda titik
d.      Menuliskan tempat atau kota penerbitan, diikuti tanda titik dua.
e.       Menuliskan nama penerbit dan diikuti tanda titik
3.      Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama penulisnya, sumber ditulis dari buku yang lebih dulu terbit diikuti buku yang terbit kemudian.
4.      Bila tidak ada nama penulis, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan alfabet.
5.      Jarak antara baris dan baris untuk satu referensi adalah satu spasi tetapi jarak antara pokok dengan pokok adalah dua spasi.
6.      Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak empat ketukan mesin tik.
7.      Apabila sebuah referensi ditulis oleh lebih dari dua orang penulis, hanya satu nama yang dicantumkan dalam daftar pustaka dengan susunan nama terbalik. Untuk nama penulis lainnya disingkat dkk atau dll.

Format Penulisan Laporan
            Ukuran dan Jenis Kertas Format penulisan sesuai dengan sistematika laporan formal di atas. Format penulisannya tergambarkan dalam daftar isi dengan pengetikan atau penulisan yang teratur, terperinci, dan jelas bagian-bagiannya. Adapun teknik penulisan meliputi hal-hal sebagai berikut
1.      Margin Ukuran margin terdiri atas batas kiri dan batas atas 4 cm. Serta batas kanan dan batas bawah 3 cm dari pinggir kertas. Semua tulisan termasuk tabel dan gambar berada dalam margin. Subjudul bagian bawah halaman harus diikuti dengan dua baris penuh di bawahnya, bila tidak memungkinkan subjudul ditulis pada halaman berikutnya. Begitupun kata terakhir pada suatu halaman tidak boleh dipisahkan ke halaman berikutnya tetapi seluruh kata ditulis pada halaman berikutnya.
2.      Spasi Secara umum keseluruhan tulisan menggunakan spasi ganda. Kecuali untuk tabel, daftar pustaka, dan kutipan mempergunakan pula spasi tunggal (sesuai dengan aturan penulisan kutipan dan daftar pustaka). Alinea baru dapat dimulai dengan perbedaan spasi.
3.      Penomoran Penomoran meliputi penomoran halaman, bab, subbab, dan rincian uraian.
a.       Penomoran Halaman Halaman-halaman pendahuluan diberi nomor dengan menggunakan angka romawi kecil. Halaman-halaman isi dan penunjang menggunakan angka arab. Letak penomoran halaman ditempatkan di tengah dan dua spasi di atas margin bawah (bottom, center, headfooter 2,2 cm)
b.      Penomoran Bab dan Subbab Penomoran mempergunakan penanda urutan sebagai berikut.
1)      Tingkat pertama dengan tanda: I, II, III, IV, V, dan seterusnya.
2)      Tingkat kedua dengan tanda: 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 1.5, dan seterusnya.
3)      Tingkatan ketiga dengan tanda: 1.1.1, 1.1.2, 1.1.3, 1.1.3, 1.1.4, 1.1.5, dan seterusnya.
4)      Tingkatan keempat dengan tanda: 1.1.1.1, 1.1.1.2, 1.1.1.3, 1.1.1.4, dan seterusnya.
5)      Tingkatan kelima dengan tanda: 1.1.1.1.1, 1.1.1.1.2, 1.1.1.1.3, 1.1.1.1.4, dan seterusnya.
4.      Tabel atau Gambar
a.       Tabel Sebuah tabel terdiri atas nomor dan judul tabel, stub, box head, dan body. Nomor tabel ditulis dengan angka arab. Penomoran tabel menurut bab, misalnya nomor tabel 2.1, artinya tabel tersebut tabel pertama yang ada pada bab kedua. Judul harus padat dan dapat memberikan keterangan tentang data yang tercantum dalam tabel. Judul ditulis dengan huruf kapital setiap unsur katanya kecuali kata hubung. Apabila tabel bersumber pada tulisan atau referensi lain, tuliskan sumber referensinya pada bawah tabel.
b.      Gambar Istilah gambar mencakup di dalamnya diagram bundar, batang, garis, histogram, dan sebagainya. Gambar harus diberi nomor dan judul. Pemberian nomor dan judul tidak berbeda dengan pemberian nomor dan judul pada tabel. Perbedaannya terletak pada penempatan. Nomor dan judul gambar diletakkan di bawah gambar.
5.      Bahasa Bahasa yang dipergunakan dalam laporan ilmiah harus mengandung kejelasan dan reproduktif. Untuk ejaan dan peristilahan berpedoman pada EYD dan Pedoman Pembentukan Istilah.
6.      Jenis Kertas Jenis kertas yang dipakai adalah jenis HVS, ukuran folio, atau kuarto bergantung pada aturan yang telah ditetapkan.
  
E.     Penyajian Lisan
Penyajian Lisan adalah Penyampaian secara  lisan atau kemampuan berbicara serta kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Pendengaran  menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka, ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara.
Tujuan utama penyajian lisan adalah untuk berkomunikasi tentu tidak terlepas dari kemampuan seseorang dalam menyampaikn dengan lisan. Dalam hal ini sangat di perlukan adanya kemampuan dan penguasaan dalam tekhnik-tekhnik penyajian lisan.




DAFTAR PUSTAKA