BAHASA INDONESIA 2
( LAPORAN
ILMIAH )
NAMA : VENY RINDI. K
KELAS : 3EA21
NPM : 19213107
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
DOSEN : RAFIQA. M
A. Laporan Ilmiah
Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita,
informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan
ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan
secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian
hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun
peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain,
laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada
orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.
Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui
tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah
disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993).
Dan menurut Nafron Hasjim & Amran Tasai (1992)
Karangan ilmiah adalah tulisan yang mengandung kebenaran secara obyektif karena
didukung oleh data yang benar dan disajikan dengan penalaran serta analisis
yang berdasarkan metode ilmiah.
Laporan ilmiah adalah bentuk tulisan ilmiah yang
disusun berdasarkan data setelah penulis melakukan percobaan, peninjauan,
pengamatan, atau membaca artikel ilmiah.
Dasar membuat laporan ilmiah
- Kegiatan
menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu kegiatan
ilmiah.
- Laporan
ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas,
terperinci, dan ringkas.
- Laporan
ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan
akademisi atau sesama ilmuwan.
- Laporan
ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan
masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil
temuan, serta implikasinya.
- Laporan
ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga
syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.
- Laporan
ilmiah, umumnya, mempunyai garis besar isi (outline) yang berbeda-beda,
bergantung dari bidang yang dikaji dan pembaca laporan tersebut. Namun,
umumnya, isi laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan
penutup.
B. Unsur-unsur Kerangka Laporan
Setiap makalah yang merupakan hasil penelitian
ilmiah mempunyai suatu kerangka yang khas. Kerangka makalah terdiri atas
unsur-unsur yang sesuai dengan langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian
mulai dari penjelasan masalah hingga kesimpulan, agar pembaca dapat mengikuti
jalannya penelitian tahap demi tahap. Unsur-unsur dalam kerangka makalah ilmiah
yang lazim adalah:
1.
Judul makalah, tidak lain adalah judul penelitian
itu sendiri. Ide atau fikiran utama harus tercermin dalam judul makalah.
2.
Nama penulis (author) dan penulis penyerta
(co-author).
3.
Nama tempat penelitian/tempat penulis bekerja.
4.
Ringkasan (summary) atau abstrak, berisi singkatan
atau pokok-pokok informasi suatu makalah ilmiah dan terutama menonjolkan
penemuan yang utama dan kesimpulan.
5.
Pendahuluan (introduction), memuat permasalahan dan
latar belakang penelitian yang berupa tinjauan pustaka, tujuan penelitian dan
atau hipotesis (bila ada) harus ditulis secara cermat. Pendahuluan merupakan
jantungnya makalah ilmiah, karena didalamnya memuat seluruh ide pemikiran.
6.
Bahan (material) dan cara(methods), berisi uraian
tentang bahan yang dipakai dalam penelitian dan cara yang digunakan.
7.
Hasil (result) dan pembahasan (discussion). Patokan
yang harus ditaati adalah data yang disajikan hendaknya tidak menyimpang dari
judul makalah, masalah yang dihadapi dan tujuan penelitiannya.
8.
Kesimpulan (conclutions), dibuat dengan argumentasi
logis dan benar, serta berhubungan dengan permasalahan.
9.
Ucapakan terima kasih (unknowledgements), pernyataan
terimakasih kepada orang atau badan yang telah membantu hingga penelitian
tersebut dapat terlaksana.
10. Daftar
rujukan (pustaka), tulisan pustaka-pustaka yang diacu dalam membuat laporan
ilmiah tersebut berdasarkan urutan abjat penulisnya.
C. Manfaat Penyusunan Laporan
Manfaat penyusunan laporan ilmiah adalah berikut:
1.
Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca
yang efektif
2.
Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari
berbagai sumber
3.
Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan
4.
Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara
jelas dan sistematis
5.
Memperoleh kepuasan intelektual
6.
Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan
7.
Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk
penelitian selanjutnya.
D. Praktik Menyusun Laporan Ilmiah
Daftar
pustaka atau bibliografi yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya
mempunyai pertalian dengan sebuah tulisan atau sebagian dari tulisan yang
sedang dibuat. Melalui daftar pustaka, pembaca dapat mengetahui keseluruhan
sumber yang digunakan dalam tulisan yang dibacanya sehingga dapat merujuk pada
sumber asli Unsur-unsur yang ditulis dalam daftar pustaka secara berturut-turut
meliputi: nama penulis, tahun penerbitan, judul tulisan, kota tempat
penerbitan, dan nama penerbit.
Penulisan
daftar pustaka, secara umum adalah sebagai berikut:
1. Daftar Pustaka disusun secara alfabet
(A,B,C,.....) berturut-turut dari atas ke bawah tanpa menggunakan angka arab,
tanda hubung, dan semacamnya.
2. Cara penulisan sebuah sumber pustaka
berturut-turut adalah sebagai berikut.
a. Penulisan nama pengarang Nama
pengarang bagian belakang (nama akhir atau nama keluarga) ditulis lebih dahulu,
diikuti tanda koma baru nama bagian depan kemudian diikuti titik. Jika buku
disusun oleh sebuah komisi atau lembaga, dipakai menggantikan nama pengarang.
Jika tidak ada nama pengarang, urutannya harus dimulai dengan judul buku.
b. Menuliskan tahun terbit buku,
diikuti tanda titik
c. Menuliskan judul buku, diberi garis
bawah atau ditulis dengan huruf miring, diikuti tanda titik
d. Menuliskan tempat atau kota
penerbitan, diikuti tanda titik dua.
e. Menuliskan nama penerbit dan diikuti
tanda titik
3. Apabila digunakan dua sumber pustaka
atau lebih yang sama penulisnya, sumber ditulis dari buku yang lebih dulu
terbit diikuti buku yang terbit kemudian.
4. Bila tidak ada nama penulis, judul
buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan alfabet.
5. Jarak antara baris dan baris untuk
satu referensi adalah satu spasi tetapi jarak antara pokok dengan pokok adalah
dua spasi.
6. Baris pertama dimulai dari margin
kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam
sebanyak empat ketukan mesin tik.
7. Apabila sebuah referensi ditulis
oleh lebih dari dua orang penulis, hanya satu nama yang dicantumkan dalam
daftar pustaka dengan susunan nama terbalik. Untuk nama penulis lainnya
disingkat dkk atau dll.
Format Penulisan Laporan
Ukuran dan
Jenis Kertas Format penulisan sesuai dengan sistematika laporan formal di atas.
Format penulisannya tergambarkan dalam daftar isi dengan pengetikan atau
penulisan yang teratur, terperinci, dan jelas bagian-bagiannya. Adapun teknik
penulisan meliputi hal-hal sebagai berikut
1. Margin Ukuran margin terdiri atas
batas kiri dan batas atas 4 cm. Serta batas kanan dan batas bawah 3 cm dari
pinggir kertas. Semua tulisan termasuk tabel dan gambar berada dalam margin.
Subjudul bagian bawah halaman harus diikuti dengan dua baris penuh di bawahnya,
bila tidak memungkinkan subjudul ditulis pada halaman berikutnya. Begitupun
kata terakhir pada suatu halaman tidak boleh dipisahkan ke halaman berikutnya
tetapi seluruh kata ditulis pada halaman berikutnya.
2. Spasi Secara umum keseluruhan
tulisan menggunakan spasi ganda. Kecuali untuk tabel, daftar pustaka, dan
kutipan mempergunakan pula spasi tunggal (sesuai dengan aturan penulisan
kutipan dan daftar pustaka). Alinea baru dapat dimulai dengan perbedaan spasi.
3. Penomoran Penomoran meliputi
penomoran halaman, bab, subbab, dan rincian uraian.
a. Penomoran Halaman Halaman-halaman
pendahuluan diberi nomor dengan menggunakan angka romawi kecil. Halaman-halaman
isi dan penunjang menggunakan angka arab. Letak penomoran halaman ditempatkan
di tengah dan dua spasi di atas margin bawah (bottom, center, headfooter 2,2
cm)
b. Penomoran Bab dan Subbab Penomoran
mempergunakan penanda urutan sebagai berikut.
1) Tingkat pertama dengan tanda: I, II,
III, IV, V, dan seterusnya.
2) Tingkat kedua dengan tanda: 1.1,
1.2, 1.3, 1.4, 1.5, dan seterusnya.
3) Tingkatan ketiga dengan tanda:
1.1.1, 1.1.2, 1.1.3, 1.1.3, 1.1.4, 1.1.5, dan seterusnya.
4) Tingkatan keempat dengan tanda:
1.1.1.1, 1.1.1.2, 1.1.1.3, 1.1.1.4, dan seterusnya.
5) Tingkatan kelima dengan tanda:
1.1.1.1.1, 1.1.1.1.2, 1.1.1.1.3, 1.1.1.1.4, dan seterusnya.
4. Tabel atau Gambar
a. Tabel Sebuah tabel terdiri atas
nomor dan judul tabel, stub, box head, dan body. Nomor tabel ditulis dengan
angka arab. Penomoran tabel menurut bab, misalnya nomor tabel 2.1, artinya
tabel tersebut tabel pertama yang ada pada bab kedua. Judul harus padat dan
dapat memberikan keterangan tentang data yang tercantum dalam tabel. Judul
ditulis dengan huruf kapital setiap unsur katanya kecuali kata hubung. Apabila
tabel bersumber pada tulisan atau referensi lain, tuliskan sumber referensinya
pada bawah tabel.
b. Gambar Istilah gambar mencakup di
dalamnya diagram bundar, batang, garis, histogram, dan sebagainya. Gambar harus
diberi nomor dan judul. Pemberian nomor dan judul tidak berbeda dengan pemberian
nomor dan judul pada tabel. Perbedaannya terletak pada penempatan. Nomor dan
judul gambar diletakkan di bawah gambar.
5. Bahasa Bahasa yang dipergunakan
dalam laporan ilmiah harus mengandung kejelasan dan reproduktif. Untuk ejaan
dan peristilahan berpedoman pada EYD dan Pedoman Pembentukan Istilah.
6. Jenis Kertas Jenis kertas yang
dipakai adalah jenis HVS, ukuran folio, atau kuarto bergantung pada aturan yang
telah ditetapkan.
E.
Penyajian Lisan
Penyajian
Lisan adalah Penyampaian secara lisan
atau kemampuan berbicara serta kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi
atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan
pikiran, gagasan, dan perasaan.
Pendengaran menerima informasi melalui rangkaian nada,
tekanan, dan penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap
muka, ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara.
Tujuan
utama penyajian lisan adalah untuk berkomunikasi tentu tidak terlepas dari
kemampuan seseorang dalam menyampaikn dengan lisan. Dalam hal ini sangat di
perlukan adanya kemampuan dan penguasaan dalam tekhnik-tekhnik penyajian lisan.
DAFTAR PUSTAKA