PERILAKU
KONSUMEN
(PEMBAHASAN
BAB 1-5)
NAMA : VENY RINDI. K
KELAS
: 3EA21
NPM : 19213107
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
DOSEN
: JHON HENDRI
Daftar
Isi
Halaman
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1. Apa
Yang Dimaksud Dengan Perilaku Konsumen ...................................... 1
2. Pemkiran
Yang Benar Tentang Konsumen ................................................... 2
3. Penelitian
Konsumen Sebagai Suatu Bidang Yang Dinamis.........................
2
BAB II SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS
DEMOGRAFI .................. 4
1. Segementasi
Pasar ......................................................................................... 4
a.
Segmentasi Dan Kepuasan Konsumen ................................................... 7
b.
Segmentasi Dan Profitabilitas ................................................................. 8
c.
Penggunaan Segmentasi Dalam Strategi
Pemasaran .............................. 8
2. Rencana
Perubahan ....................................................................................... 9
a.
Analisis Konsumen Dan Kebijakan Social ............................................. 9
b.
Perubahan Struktur Pasar Konsumen ..................................................... 10
BAB III PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN.... 12
1. Model
Proses Pengambilan Keputusan ......................................................... 12
2. Tipe-Tipe
Proses Pengambilan Keputusan .................................................... 13
3. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah ............................ 15
4. Pembelian
...................................................................................................... 15
5. Diagnosa
Perilaku Konsumen ....................................................................... 16
BAB IV EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM
PEMBELIAN ................... 18
1. Kriteria
Evaluasi ........................................................................................... 18
2. Menentukan
Alternative Pilihan ................................................................... 18
3. Menaksir
Alternative Pilihan ........................................................................ 19
4. Menyeleksi
Aturan Pengambilan Keputusan ................................................ 20
BAB V PEMBELIAN ............................................................................................ 21
1. Proses
Keputusan Membeli ........................................................................... 21
2. Memilih
Alternative Terbaik ......................................................................... 23
3. Memilih
Sumber-Sumber Pembelian ............................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 28
BAB I
PENDAHULUAN
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Perilaku Konsumen
Perilaku
konsumen adalah proses dan aktifitas ketika seseorang berhubungan
dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevalusian produk
dan jasa demi memenuhi kebutujan dan keinginan. Perilaku konsumen
merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian dan
Perilaku
Konsumen juga bias di katakan sebagai tingkah laku dari konsumen, dimana mereka
dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan
memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah
bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang
telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.
Berikut
adalah pendapat para ahli mengenai Perilaku Konsumen :
·
Menurut John C. Mowen dan Michael Minor
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai studi tentang unit pembelian (buying
unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi berbagai
produk,jasa dan pengalaman serta ide-ide.
·
Menurut Lamb, Hair dan Mc.Daniel menyatakan
bahwa perilaku konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan
untuk membeli, menggunakan serta mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang
dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan
penggunaan produk.(Rangkuti,2002:91)
·
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard,
menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses
keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
2.
Pemikiran
Yang Benar Tentang Konsumen
Pemikiran yang benar tentang konsumen ialah sifat
yang benar tentang dari konsumen tersebut. Seperti sebagai berikut :
a) Konsumen
adalah Raja Dapat dibilang demikian karena suatu keputusan dalam proses
pembelian dari suatu barang atau jasa ada pada keputusan konsumen tersebut.
Jadi dapat diartikan atau dalam makna kiasan konsumen adalah Raja.
b) Perilaku
Konsumen dapat dibujuk atau dirayu oleh Produsen
Maksud dari kalimat diatas yaitu Produsen dapat membujuk atau merayu konsumen untuk melakukan transaksi pembelian barang dari produsen dengan maksud melakukan metode pemasaran kepada Konsumen untuk membujuk Konsumen membeli barang atau jasa.
Maksud dari kalimat diatas yaitu Produsen dapat membujuk atau merayu konsumen untuk melakukan transaksi pembelian barang dari produsen dengan maksud melakukan metode pemasaran kepada Konsumen untuk membujuk Konsumen membeli barang atau jasa.
c) Motivasi
dan Perilaku Konsumen dapat Dipahami Melalui Penelitian Melakukan penelitian
merupakan suatu media atau alat untuk memahami dari perilaku konsumen tersebut,
sehingga penelitian ini dipakai sebagai acuan dalam membuat program pemasaran,
perencanaan periklanan, perencanaan promosi sehingga hal-hal yang terjadi pada
masa yang akan datang dapat diprediksi. Hal ini akan berdampak positif untuk
melakukan program selanjutnya kepada konsumen.
3.
Penelitian
Konsumen Sebagai Suatu Bidang Yang Dinamis
Dalam suatu penelitian terhadap konsumen menganggap
konsumen sebagai Suatu Bidang yang Dinamis. Mengapa dapat disimpulkan demikian
yaitu konsumen terdiri dari berbagai macam latar belakang, sifat, kemampuan
yang berbeda-beda jadi oleh sebab itu hal ini lah yang merupakan suatu bidang
yang dinamis dalam Perilaku Konsumen. Selain itu ada beberapa pendekatan dalam
melakukan sebuah penelitian tentang perilaku konsumen, misalnya sebagai berikut
:
a) Pendekatan
Interpretif. Arti dari pendekatan interpretif adalah pendekatan yang dilakukan
dengan cara menggali secara mendalam hal apa saja yang didasari pada perilaku
konsumen.
b) Pendekatan
Tradisional Pendekatan ini didasari oleh ilmu psikologi kognitif, sosial, dan
behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan Tradisional memahami tentang
penjelasan dan pegambilan keputusan-keputusan yang ada pada perilaku konsumen.
c) Pendekatan
Sains Pemasaran Pada pendekatan ini ilmu dan teori yang digunakan adalah Ilmu
Ekonomi dan matematika. Pendekatan ini dikembangkan dengan menguji coba
matematika berdasarkan hirarki kebutuhan manusia.
BAB
II
SEGMENTASI
PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI
1.
Segmentasi
Pasar
Segmentasi pasar adalah pembagian suatu pasar yang
heterogen kedalam satuan-satuan pembeli yang homogen, dimana kepada setiap
satuan pembeli yang homogen tersebut dijadikan sasaran pasar yang dicapai
dengan marketing mix tersendiri. Dengan demikian yang semula pasarnya satu dan
luas,kemudian dibagi-bagi atau disegmentasi oleh pemasar menjadi beberapa
bagian pasar yang sifatnya homogen. Homogenitas pasar tersebut dicari dan
ditentukan sendiri oleh pihak pemasar. Mengingat luasnya pasar, maka kegiatan
segmentasi pasar harus dilakukan dengan maksud dan tujuan sebagai berikut :
·
Pasar lebih mudah dibedakan
Setiap produk yang
dihasilkan adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Agar produk
tersebut dapat diterima tentunya haruslah sesuai dengan selera konsumen.
Sedangkan dilain pihak dengan keadaan pasar yang heterogen dan selera konsumen
yang selalu berkembang tentunya sulit untuk dapat diikuti oleh perusahaan
secara terus menerus. Dalam hal ini perusahaan akan cenderung mencari
sekelompok konsumen yang sifatnya homogen sehingga lebih mudah untuk memahami
selera konsumen. Dengan demikian pasar lebih mudah dibedakan dengan kelompok
pasar yang lain.
·
Pelayanan kepada pembeli menjadi lebih
baik
Dalam memenuhi
kebutuhannya konsumen selalu menginginkan empat hal penting yaitu kualitas
barang yang bagus, harga yang terjangkau serta pelayanan yang baik dan
memuaskan serta ketepatan waktu. Dari keempat hal tersebut yang sangat dominan
adalah perihal pelayanan. Banyak konsumen lari ketempat lain karena masalah
pelayanan. Harga dan kualitas kadang menjadi nomor dua dibanding pelayanan.
Menyadari hal tersebut maka segmentaasi pasar harus dilakukan agar dapat memberikan
pelayanan yang mengarah kepada pasarnya. Bentuk pelayanan yng diberikan oleh perusahaan adalah menyediakan tempat parkir yang luas dan gratis. Pelayanan ini juga dimaksudkan untuk menarik perhatian konsumen.
pelayanan yang mengarah kepada pasarnya. Bentuk pelayanan yng diberikan oleh perusahaan adalah menyediakan tempat parkir yang luas dan gratis. Pelayanan ini juga dimaksudkan untuk menarik perhatian konsumen.
·
Strategi pemasaran menjadi lebih mengarah
Mengingat luas dan
beragamnya pasar konsumen, maka akan sulit untuk melayani semua konsumen yang
sangat heterogen tersebut. Maka dengan melayani konsumen yang sifatnya homogen
maka strategi pemasaran yang direncanakan dapat lebih mengarah dalam menyusun
marketing mix yang meliputi perencanaan produk, harga, distribusi dan
promosinya sehingga menjadi lebih tajam
·
Mendesain Produk Mendisain produk-produk
yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar
Karena hanya dengan
memahami segmen-segmen yang responsif terhadap suatu stimuli maka pemasar dapat
mendisain produk yang sesuai dengan kebutuhan segmen ini. Teknik-teknik riset
yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir ini seperti Analisis Faktor,
Analisis Klaster, Conjoint, dan Discriminant.
·
Menganalisis Pasar Segmentasi
pasar membantu pihak
manajemen mendeteksi siapa saja yang akan menggerogoti pasar
produknya. Para pesaing itu memiliki kemampuan untuk memberikan
alternatif pilihan produk bagi konsumen dan tidak sekedar menghasilkan produk
yang sama.
·
Menemukan Ceruk Peluang (nieche)
Setelah menganalisis
pasar, perusahaan yang menguasai segmen pasar dengan baik akan sampai pada ide
untuk menenmukan peluang. Peluang ini tidak selalu sesuatu yang besar.
·
Menguasai posisi yang superior dan
kompetitif
Perusahaan yang
menguasai segmen dengan baik umumnya adalah mereka yang paham betul
konsumennya. Mereka mempelajari pergeseran-pergeseran yang terjadi di dalam
segmennya.
·
Menentukan Strategi komunikasi yang
efektif dan efisien
Komunikasi dengan konsumen akan
lebih efektif jika perusahaan tahu persis siapa segmennya termasuk warna
favoritnya, jenis musik kesukaan, kegiatan sehari-hari dan pendapatnya pribadi
tentang lingkungan sekitarnya. Aplikasi media iklan pun akan berbeda-beda
menurut segmennya seperti media cetak ekslusif tentu cocok dengan segmen
premium.
Defini
Segmentasi Pasar oleh beberapa ahli :
a)
Swastha & Handoko (1997)
mengartikan segmentasi
pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen
kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.
b)
Pride & Ferrel (1995)
mengatakan bahwa
segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen
pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya
kesamaan perilaku pembeli dan sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan
menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara
relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
c)
Swastha & Handoko (1987)
yang merumuskan
segmentasi pasar adalah suatu tindakan membagi pasar menjadi segmen–segmen
pasar tertentu yang dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai dengan
marketing mix.
d)
Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.254)
pasar terdiri dari
pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam
keinginan, sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena
masing-masing memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik.
a.
Segmentasi
dan Kepuasan Konsumen Menurut Philip Kotler (1997:36)
Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja
(hasil) suatu produk dengan harapannya. Macam-macam atau Jenis kepuasan
konsumen
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :
1) Kepuasan
Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu
produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
2) Kepuasan
Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat
tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan yang sangat
istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah. Pengelompokan inilah yang sering
kita dengar sebagai segmentasi pelanggan. Segmentasi ini mutlak dilakukan
secara bervariasi. Dapat di bagi beberapa segmen berdasarkan:
·
letakgeografis
·
volume pembelian demografis
·
produk yang dibeli
·
sesuai kebutuhan Anda Umumnya, tiap
segmen adalah unik dan juga memberi kontribusi yang berbeda terhadap
organisasi.
b.
Segmentasi
dan Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk
menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka
pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari
laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil
kinerja perseroan.
c.
Penggunaan
Segmentasi dalam strategi Pemasaran
Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi
beberapa karakteristik:
·
Measurable : Ukuran, daya beli, dan
profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit
diukur.
·
Accessible : Segmen pasar harus dapat
dijangkau dan dilayani secara efektif.
·
Substantial : Segmen pasar harus cukup
besar dan menguntungkan untuk dilayani.
·
Differentiable : Segmen-segmen dapat
dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap
elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
·
Actionable : Program yang efektif dapat
dibuat untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang bersangkutan. Langkah
dalam mengembangkan segmentasi yaitu:
1. Mensegmen
pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen,
manfaat yang dicari, dan situasi pemakaian.
2. Mendeskripsikan
segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan variabel-variabel yang
dapat membantu perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut
dan cara berkomunikasi dengan konsumen.
2.
Rencana
Perubahan
a.
Analisis
Konsumen dan Kebijakan Sosial
Analisis konsumen berguna untuk melihat bagaimana
konsumen mengambil keputusan dan peran pemasaran di dalamnya. Pengambilan
Keputusan Konsumen Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang
mengalami berbagai pentahapan sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan
Konsumen merasa bahwa
dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan
oleh dirinya sendiri ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa melalui
lingkungan bergaul, sesuatu yang dilihat, ataupun dari komunikasi produk atau
jasa perusahaan lewat media massa, brosur, dan lain-lain.
2. Pencarian
Informasi
Setelah kebutuhan itu
dirasakan, konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi
kebutuhannya.
3. Evaluasi
Alternatif
Konsumen kemudian
mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang tersedia mulai dari
keuntungan dan manfaat yang dia peroleh.
4. Keputusan
Pembelian
Konsumen memutuskan
untuk membeli merek tertentu dengan harga tertentu, warna tertentu.
5. Sikap
Paska Pembelian
Sikap paska pembelian
menyangkut sikap konsumen setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu
jasa.
b.
Perubahan
Struktur Pasar Konsumen
1. Pasar
Persaingan Sempurna Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah
produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip
dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh produknya adalah seperti beras,
gandum, batubara, kentang, dan lain-lain. Sifat-sifat pasar persaingan sempurna
:
·
Jumlah penjual dan pembeli banyak
·
Barang yang dijual sejenis, serupa dan
mirip satu sama lain
·
Penjual bersifat pengambil harga (price
taker)
·
Harga ditentukan mekanisme pasar
permintaan dan penawaran (demand and supply)
·
Posisi tawar konsumen kuat
·
Sulit memperoleh keuntungan di atas
rata-rata
·
Sensitif terhadap perubahan harga
·
Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar
2. Pasar
Monopolistik Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau
penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk
tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh
produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan
sebagainya. Sifat-sifat pasar monopolistik :
·
Untuk unggul diperlukan keunggulan
bersaing yang berbeda
·
Mirip dengan pasar persaingan sempurna
·
Brand yang menjadi ciri khas produk
berbeda-beda
·
Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit
kekuatan merubah harga
·
Relatif mudah keluar masuk pasar
3. Pasar
Oligopoli Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi
oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri
yang termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di
Amerika Serikat, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar oligopoli :
·
Harga produk yang dijual relatif sama
·
Pembedaan produk yang unggul merupakan
kunci sukses
·
Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber
daya yang besar
·
Perubahan harga akan diikuti perusahaan
lain
4. Pasar
Monopoli Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri
dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows,
perusahaan listrik negara (pln), perusahaan kereta api (perumka), dan lain
sebagainya. Sifat-sifat pasar monopoli :
·
Hanya terdapat satu penjual atau
produsen
·
Harga dan jumlah kuantitas produk yang
ditawarkan dikuasai oleh perusahaan monopoli
BAB
III
PROSES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN
1.
Model
Proses Pengambilan Keputusan
Produsen mendalami berbagai hal yang
mempengaruhi pembeli dan mengembangkan suatu pengertian tentang bagaimana
konsumen dalam kenyataannya membuat keputusan pada waktu membeli sesuatu.
Produsen diharuskan mengetahui siapakah yang membuat keputusan itu, bagaimana
tipe keputusan pembelian, dan bagaimana langkah-langkah dalam proses membeli
tersebut.
Beberapa
peranan seseorang dalam mempengaruhi sebuah keputusan pembelian (Philip Kotler
1993 : 252) :
·
Pengambil Inisiatif (initiator) :
orang yang pertama-tama
menyarankan atau memikirkan gagasan membeli produk atau jasa tertentu.
·
Orang yang mempengaruhi
(influences) :
orang yang pandangan
atau nasihatnya diperhitungkan dalam membuat keputusan akhir.
·
Pembuat Keputusan (decides) :
seseorang yang pada
akhirnya menentukan sebagian besar atau keseluruhan keputusan membeli: apakah
jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli, atau dimana membeli.
·
Pembeli (buyer) :
seseorang yang
melakukan pembelian yang sebenarnya.
·
Pemakai (user) :
seseorang atau beberapa
orang yang menikmati atau memakai produk dan jasa.
2.
Tipe-Tipe
Proses Pengambilan Keputusan
1) Perilaku
Membeli yang Kompleks
perilaku membeli yang
kompleks bila mereka semakin terlibat dalam kegiatan membeli dan menyadari
perbedaan pentingdiantara beberapa merek produk yang ada. Biasanya konsumen
tidak banyak mengetahui tentang penggolongan produk dan tidak banyak belajar
tentang produk.
2) Perilaku
Membeli yang Mengurangi Ketidakcocokan
perilaku membeli yang
hanya melihat sedikit perbedaan dalam merek. Keterlibatan yang mendalam
disebabkan oleh kenyataan bahwa barang yang di beli itu mahal harganya, jarang
dilakukan dan berisiko.
3) Perilaku
Membeli Berdasarkan Kebiasaan
perilaku membeli
konsumen yang acuh, tanpa memandang perbedaan nyata antara merek satu dengan
yang lain. Konsumen tidak melakukan pencarian informasi yang luas tentang
berbagai merek, menilai ciri-cirinya dan menimbang-nimbang keputusan namun
konsumen malah menerima informasi pasif yang biasanya dari sebuah iklan di
televisi atau koran.
4) Perilaku
yang Mencari Keragaman
perilaku membeli yang
tingkat keterlibatan konsumennya rendah, tetapi ditandai oleh perbedaan merek
yang nyata. Konsumen memiliki beberapa kepercayaan memilih satu merek tanpa
banyak penilaian dalam membeli.
Tahap-tahap dalam Proses Keputusan Pembelian (Basu
Swastha dan Irawan 1990 : 120) :
·
Menganalisa Keinginan dan Kebutuhan
Penganalisaan
keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya
keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi atau terpuaskan
·
Menilai Sumber-sumber
Tahap
kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan lamanya waktu dan jumlah
uang yang tersedia untuk membeli.
·
Menetapkan Tujuan Pembelian
Tahap
ketika konsumen memutuskan untuk tujuan apa pembelian dilakukan, yang bergantung
pada jenis produk dan kebutuhannya
·
Mengidentifikasikan Alternatif Pembelian
Tahap
ketika konsumen mulai mengidentifikasikan berbagai alternatif pembelian
·
Keputusan Membeli
Tahap ketika
konsumen mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Jika dianggap bahwa
keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan menjumpai serangkaian
keputusan menyangkut jenis produk, bentuk produk, merk, penjual, kuantitas,
waktu pembelian dan cara pembayarannya
6. Perilaku Sesudah Pembelian
Tahap terakhir yaitu ketika konsumen sudah melakukan
pembelian terhadap produk tertentu.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemecahan Masalah
Konsumen menggunakan pemecahan masalah yang terbatas
ketika mereka melakukan sedikit usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal
ini sering dilakukan oleh konsumen ketika membeli suatu produk yang telah
mereka gunakan sebelumnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan
pemecahan masalah :
1) Alternatif-alternatif
dibedakan dengan cara yang relevan, misalnya pembelian rumah.
2) Tersedianya waktu
yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam untuk membeli produk.
3) Terdapat
tingkat keterlibatan yang tinggi dalam menyertai pembelian.
4.
Pembelian
Struktur keputusan membeli penting karena sesudah
menentukan kebutuhan dan mempunyai keinginan akan produk tertentu, konsumen
diharapkan untuk memunculkan keputusan untuk membeli. Ada tujuh struktur
keputusan membeli yang mempengaruhi konsumen :
1. Keputusan
tentang jenis produk
Konsumen dapat
memutuskan untuk membelanjakan uangnya untuk membeli produk X atau tujuan lain
selain melakukan pembelian.
2. Keputusan
tentang jenis produk
Konsumen memutuskan
untuk membeli produk X dengan bentuk tertentu (ukuran, mutu, corak,dan
sebagainya).
3. Keputusan
tentang merek
Konsumen memutuskan
merk yang akan diambil.
4. Keputusan
tentang penjualan
Konsumen memutuskan
dimana akan membeli ( termasuk pedagang besar, pengecer) Harus mengetahui
bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.
5. Keputusan
tentang jumlah produk
Konsumen memutuskan
jumlah produk yang akan dibeli.
6. Keputusan
tentang waktu pembelian
Konsumen memutuskan
kapan harus membeli (kapan uang/kesempatan tersedia).
7. Keputusan
tentang cara pembayaran
Konsumen memutuskan
mode pembelanjaan yang disukainya.
5.
Diagnosa
Perilaku Konsumen
Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan
dalam beberapa hal, yaitu :
1. Merancang
sebuah strategi pemasaran yang baik
2. Perilaku
konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya
dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat
lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari
raya tersebut.
3. Pemasaran
sosial (social marketing) yaitu penyebaran ide di antara konsumen.
Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi
sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan
efektif. Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen
yaitu :
1. Pendekatan
pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam
perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya.
2. Pendekatan
kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari
ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi.
3. Pendekatan
ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari
ilmu ekonomi dan statistika.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan
memberikan pemahaman atas perilaku konsumen serta strategi marketing dari sudut
pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja
menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang
dihadapi perusahaan tersebut.
BAB
IV
EVALUASI
ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN
1.
Kriteria
Evaluasi
Kriteria evaluasi, salah satu aktivitas dalam proses
pengambilan keputusan konsumen, memegang peranan penting dalam memprediksi
perilaku pembelian konsumen. Saat konsumen melakukan aktivitas ini, mereka
sedang mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat pada satu produk dan
menilai atribut mana yang lebih penting untuknya yang ia gunakan sebagai dasar
keputusan memilih produk (Kotler,2005).
Dalam
memilih, konsumen harus mengetahui detail dari produk yang akan ia konsumsi.
Selain karena keputusan yang diambil konsumen akan memberikan manfaat tertentu
atas produk yang dipilih, konsumen juga akan mendapat kepuasan atas penggunaan
produk tersebut.
2.
Menentukan
Alternatif Pilihan
Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut
tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria
alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil
seorang konsumen mungkin mempertimbangkan kriteria, keselamatan, kenyamanan,
harga, merek, negara asal, dan juga spek hedonik seperti gengsi, kesenangan,
status sosial, dsb. Beberapa kriteria yang umum adalah :
·
Harga
Harga
menentuka pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memilih harga yang
murah untuk suatu produk yang telah ia ketahui spesifikasinya. Namun jika konsumen
tidak bisa mengevaluasi kualitias produk maka harga merupakan indikator
kualitas. Maka dari itu, harga suatu produk hendaknya disesuaikan dengan
karakteristik produk.
·
Nama Merek
Merek
terbukti menjadi bagian penting dalam suatu produk. Nampaknya merek merupakan
pengganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai
kriteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah mempunyai
reputasi baik akan mengurangi resiko kesalahan dalam mengambil keputusan
pembelian.
·
Negara Asal
Negara
dimana suatu produk dihasilkan menjadi salah satu pertimbangan penting bagi
konsumen. Negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin
sudah tidak meragukan lagi kualitas produk handphone dari Korea, produk
elektronik dari Jepang, atau produk jam tangan buatan Swiss.
3.
Menaksir
Alternatif Pilihan
Tahap dari proses keputusan pembelian, yaitu ketika
konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merk alternatif dalam
perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi
konsumen.
Pertama,
kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut
produk.
Kedua,
konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut menurut
kebutuhan dan keinginan unik masing-masing.
Ketiga,
konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai
dimana posisi setiap merek pada setiap atribut.
Keempat,
harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut
yang berbeda.
Kelima,
konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur
evaluasi.
Ada
konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada
konsumen dan keputusan pembelian. Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif
barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi
membeli spesifik. Dalam memutuskan untuk membeli, terkadang konsumen
menggunakan perhintungan dengan cermat, namun disisi lain terkadang konsumen
hanya mengikuti intuisinya saja. Pemasar harus mempelajari dan memahami pembeli
untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek.
Jika mereka mampu memahami proses evaluasi yang terjadi, maka mereka dapat
membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan pembeli.
4.
Menyeleksi
Aturan Pengambilan Keputusan
Setelah konsumen menerima pengaruh dalam
kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk.
Pemasar dianggap berhasil jika pengaruh yang diberikan menghasilkan pembelian.
Keputusan konsumen bukan hanya menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan
untuk disimpan dan dimiliki oleh konsumen.
BAB
V
PEMBELIAN
1.
Proses
Keputusan Membeli
Proses keputusan konsumen bukanlah berakhir dengan
pembelian, namun berlanjut hingga pembelian tersebut menjadi pengalaman bagi
konsumen dalam menggunakan produk yang dibeli tersebut. Pengalaman itu akan
menjadi bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan pembelian di masa depan
(Ma’ruf, 2005:14). Menurut Kotler (2005:223) tahap evaluasi alternatif dan
keputusan pembelian terdapat minat membeli awal, yang mengukur kecenderungan
pelanggan untuk melakukan suatu tindakan tertentu terhadap produk secara
keseluruhan. Para ahli telah merumuskan proses pengambilan keputusan model lima
tahap, meliputi:
d. Pengenalan
masalah
Proses
pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalah atau kebutuhan, yang dipicu
oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal misalnya dorongan
memenuhi rasa lapar, haus dan seks yang mencapai ambang batas tertentu.
Sedangkan rangsangan eksternal misalnya seseorang melewati toko kue dan melihat
roti yang segar dan hangat sehingga terangsang rasa laparnya.
e. Pencarian
informasi
Konsumen
yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih
banyak. Sumber informasi konsumen yaitu:
o
Sumber pribadi: keluarga, teman,
tetangga dan kenalan.
o
Sumber komersial: iklan, wiraniaga,
agen, kemasan dan penjualan.
o
Sumber publik: media massa dan
organisasi penilai konsumen.
o
Sumber pengalaman: penanganan,
pemeriksaan dan menggunakan produk.
f. Evaluasi
alternative
Konsumen
memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang relevan dan penting menurut
manfaat yang mereka cari. Kumpulan keyakinan atas merek tertentu membentuk
citra merek, yang disaring melalui dampak persepsi selektif, distorsi selektif
dan ingatan selektif.
g. Keputusan
pembelian
Dalam
tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di
dalam kumpulan pilihan. Faktor sikap orang lain dan situasi yang tidak dapat
diantisipasi yang dapat mengubah niat pembelian termasuk faktor-faktor
penghambat pembelian. Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen dapat membuat
lima sub-keputusan pembelian, yaitu: keputusan merek, keputusan pemasok,
keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran.
h. Perilaku
pasca pembelian
Para pemasar
harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian
produk pasca pembelian, yang tujuan utamanya adalah agar konsumen melakukan
pembelian ulang.
2.
Memilih
Alternatif Terbaik
1) Menganalisa
Keinginan dan Kebutuhan
Penganalisaan
keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya
keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi atau terpuaskan
2) Menilai
Sumber-sumber
Tahap
kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan lamanya waktu
dan jumlah uang yang tersedia untuk membeli.
3) Menetapkan
Tujuan Pembelian
Tahap
ketika konsumen memutuskan untuk tujuan apa pembelian dilakukan, yang
bergantung pada jenis produk dan kebutuhannya
4) Mengidentifikasikan
Alternatif Pembelian
Tahap
ketika konsumen mulai mengidentifikasikan berbagai alternatif pembelian
5) Keputusan
Membeli
Tahap ketika konsumen mengambil keputusan
apakah membeli atau tidak. Jika dianggap bahwa keputusan yang diambil adalah
membeli, maka pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan menyangkut
jenis produk, bentuk produk, merk, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara
pembayarannya
6) Perilaku
Sesudah Pembelian
Tahap terakhir
yaitu ketika konsumen sudah melakukan pembelian terhadap produk tertentu.
Evaluasi alternatif merupakan salah
saru tahapan dalam proses pengambilan keputusan yang sangat penting. Banyak
pilihan alternatif yang ada membuat kita harus teliti dan cermat dalam
menetukan pilihan yang tepat. Ada beberapa cara untuk memilih produk yang tepat,
yaitu menetukan kebutuhan akan suatu produk, memilih harga dan kualitas yang
tepat, membandingkan produk-produk yang sejenis. Dengan melakukan evaluasi
alternatif diharapkan konsumen dapat memilih produk yang tepat dan memberikan
kepuasan yang paling maksimal.
3.
Memilih
Sumber-Sumber Pembelian
Sumber-Sumber
Pembelian Eksteren
a. Kebudayaan
Faktor
budaya adalah salah satu pengaruh yang paling berdampak luas dalam perilaku
konsumen. Pustakawan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya
tersebut,dan juga sub-budaya,dan juga kelas sosial pembeli. Budaya memegang
peranan yang sangat penting di dalam perilaku konsumen.apabila kebudayaan sudah
sangat melekat di dalam diri konsumen, tidak akan dapat dengan mudah pengaruh
kebudayan-kebudayaan asing yang datang dari luar bisa masuk begitu saja.
Contohnya saja seorang konsumen yang sudah sangat cinta dengan kebudayaan bangsanya,sehingga ia selalu menggunakan prodak dalam negeri dan tidak mau menggunakan prodak luar.memang tidak semua konsumen seperti itu,masih terdapat konsumen-konsumen yang tidak mempunyai jiwa kebudayaan yang melekat utuh didalam dirinya,sehingga ia masih dengan mudah terpengaruh oleh kebudayaan asing,dan menggunakan produk-produk dari luar. Setiap kebudayaan masing-masing terdiri dari sub-budaya sub-budaya yang lebih kecil lagi,yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih jelas untuk para anggotanya. Adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari. Anak yang dibesarkan dalam sebuah masyarakat mempelajari seperangkat nilai dasar, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui sebuah proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan berbagai lembaga penting lainnya. Karena itu, seseorang anak yang dibesarkan dalam kebudayaan tertentu akan mempunyai nilai-nilai kebudayaan tertentu pula (seperti nilai prestasi dan keberhasilan, aktivitas, efisiensi, dan kepraktisan, kemajuan, kenyataan, kenyamanan material, individualisme, kebebasan, kenikmatan eksternal, kemanusiaan dan sikap serta jiwa muda).
Contohnya saja seorang konsumen yang sudah sangat cinta dengan kebudayaan bangsanya,sehingga ia selalu menggunakan prodak dalam negeri dan tidak mau menggunakan prodak luar.memang tidak semua konsumen seperti itu,masih terdapat konsumen-konsumen yang tidak mempunyai jiwa kebudayaan yang melekat utuh didalam dirinya,sehingga ia masih dengan mudah terpengaruh oleh kebudayaan asing,dan menggunakan produk-produk dari luar. Setiap kebudayaan masing-masing terdiri dari sub-budaya sub-budaya yang lebih kecil lagi,yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih jelas untuk para anggotanya. Adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari. Anak yang dibesarkan dalam sebuah masyarakat mempelajari seperangkat nilai dasar, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui sebuah proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan berbagai lembaga penting lainnya. Karena itu, seseorang anak yang dibesarkan dalam kebudayaan tertentu akan mempunyai nilai-nilai kebudayaan tertentu pula (seperti nilai prestasi dan keberhasilan, aktivitas, efisiensi, dan kepraktisan, kemajuan, kenyataan, kenyamanan material, individualisme, kebebasan, kenikmatan eksternal, kemanusiaan dan sikap serta jiwa muda).
b. Kelompok
Sosial dan Refrensi
Pada
umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya
tentang produk apa yang harus dibeli. Karena itulah lingkungan sosial
memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen. Faktor Sosial terdiri dari 3
bagian, yaitu : kelompok acuan, keluarga, dan peran. Kelompok acuan adalah semua
kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku seseorang.
Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat
keputusan konsumsi. Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen
yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari. Sedangkan peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat menggambarkan peran dan status pamakainya.
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.
yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari. Sedangkan peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat menggambarkan peran dan status pamakainya.
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.
c. Keluarga
Keluarga
dapat pempengaruhi perilaku Konsumen . Keluarga adalah organisasi pembelian
konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga,
tergantung pada produk, iklan dan situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
Para anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan, disani adanya hubungan yang saling mempengaruhi (suami-istri dan anak).
Sumber-Sumber Pembelian Intern
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
Para anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan, disani adanya hubungan yang saling mempengaruhi (suami-istri dan anak).
Sumber-Sumber Pembelian Intern
d. Motivasi
Motivasi
adalah dorongan. Asumsi bahwa keadaan terdorong atau munculnya dorongan pada
organisme dipicu oleh mekanisme – mekanisme hemeostatik dalam tubuhnya. Dan
sebagaimana yang akan kita lihat, dorongan memiliki kaitan yang erat dengan kebutuhan
– kebutuhan organisme. Jika organisme mengalami keadaan kekurangan fisiologis/mengalami
kebutuhan – kebutuhan, dorongan – dorongan untuk mengembalikan keadaan
fisiologis itu akan aktif pada organisme tersebut (Woodworh dan Schlosberg,
1954). Sungguhpun demikian, dalam keadaan tertentu dorongan bisa aktif terlepas
dari kebutuhan.
Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Seperti yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).
Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Seperti yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).
e. Belajar
Proses
dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi
untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu
orang berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam
perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman.
Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap, menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.
Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap, menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.
f. Kepribadian
Keputusan
pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan
daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan
konsep diri pembeli. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup
keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan
dalam siklus hidup psikologis. Orang- orang dewasa biasanya mengalami perubahan
atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.
Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang).
Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang).
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar